Cerpen Sabrina Lasama yang Terinspirasi dari Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso

Baca profil lengkap Sabrina Lasama, penulis cerpen 'Narapidana' yang terinspirasi dari dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso. Temukan bagaimana Sabrina mengeksplorasi isu kesehatan mental dalam karyanya.

PROFILE

Arieni Mayesha

8/21/20243 min read

Sabrina Lasama
Sabrina Lasama

Sabrina Lasama, seorang penulis asal Manado, semakin dikenal melalui karyanya yang penuh makna dan relevan dengan isu-isu terkini. Salah satu cerpen terbarunya, "Narapidana," menjadi bagian dari antologi "Kutikula" dan berhasil menarik perhatian banyak pembaca. Cerpen ini mengangkat tema yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, khususnya terkait kesehatan mental, dan menariknya, cerita ini terinspirasi dari kasus kopi sianida Jessica Wongso, yang sempat menjadi sorotan dalam dokumenter Netflix berjudul "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso."

Sabrina Lasama adalah seorang penulis yang semakin dikenal di dunia sastra Indonesia, terutama di kalangan pembaca yang menyukai cerita pendek yang sarat makna dan relevan dengan isu-isu sosial terkini. Berasal dari Manado, Sabrina telah menulis sejumlah cerpen yang dipublikasikan di berbagai media cetak dan digital, seperti Manado Pos, Femina, dan Detik dot com. Ia juga telah berkontribusi dalam lebih dari 10 antologi, memperlihatkan produktivitas dan kualitas karyanya.

Proses Kreatif di Balik Cerpen 'Narapidana'

Sabrina menceritakan bahwa ide untuk menulis cerpen "Narapidana" muncul ketika ia menonton dokumenter "Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso." Dokumenter ini membahas kasus yang kontroversial dan telah menjadi topik perbincangan hangat, baik di media maupun di masyarakat luas. Kasus ini mengangkat pertanyaan besar mengenai keadilan dan kebenaran, yang kemudian menjadi fondasi utama dalam cerita Sabrina.

Dalam "Narapidana," Sabrina mengambil pendekatan yang berbeda dengan mengajukan pertanyaan: "Bagaimana jika Jessica Wongso bukanlah pelaku sebenarnya?" Ide ini menjadi titik awal yang menarik, membawa pembaca ke dalam plot yang penuh dengan teka-teki dan twist yang tak terduga. Sabrina dengan cerdik menggabungkan elemen fiksi dengan realitas, menciptakan cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga provokatif.

Cerpen ini juga memiliki lapisan tambahan yang sangat relevan, yaitu isu kesehatan mental. Sabrina memperkenalkan karakter utama yang menderita kondisi kesehatan mental yang langka, yaitu alergi terhadap air. Kondisi ini bukan hanya sebuah gimmick dalam cerita, tetapi berfungsi sebagai simbol dari rasa terkurung dan penderitaan yang dialami oleh karakter tersebut, mencerminkan kondisi mental yang mungkin dialami oleh orang-orang yang berada dalam situasi sulit.

Pentingnya Kesehatan Mental dalam Karya Sabrina

Pengalaman pribadi Sabrina yang pernah mengalami baby blues setelah melahirkan menjadi salah satu alasan mengapa isu kesehatan mental menjadi tema penting dalam karya-karyanya. Saat melahirkan anak pertama, Sabrina merasakan betapa sedikitnya dukungan dan pemahaman terhadap kondisi mental yang dialami oleh ibu-ibu baru. Kondisi ini membuatnya menyadari betapa pentingnya kesadaran akan kesehatan mental, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat luas.

Sabrina percaya bahwa kesehatan mental adalah isu yang harus dibicarakan lebih terbuka. Ia melihat bahwa meskipun topik ini mulai mendapatkan perhatian lebih, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami pentingnya menjaga kesehatan mental. Lewat cerpen "Narapidana," Sabrina mencoba mengedukasi pembaca tentang kompleksitas isu ini, sekaligus menyadarkan mereka akan pentingnya kepekaan terhadap kesehatan mental di lingkungan sekitar.

Ia berharap agar edukasi mengenai kesehatan mental dapat lebih terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga tempat kerja. Menurutnya, kesadaran akan kesehatan mental harus dimulai dari lingkup terkecil, seperti posyandu di tingkat RT atau kelurahan, yang tidak hanya memeriksa kesehatan fisik, tetapi juga memberikan edukasi tentang cara menjaga kesehatan mental, terutama bagi ibu-ibu muda yang rentan mengalami stres.

Harapan Sabrina untuk Kesehatan Mental di Indonesia


Melalui karyanya, Sabrina berharap bahwa isu kesehatan mental dapat lebih mendapatkan perhatian, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Ia ingin melihat lebih banyak inisiatif untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh mereka yang mengalami masalah kesehatan mental. Misalnya, di sekolah-sekolah, guru bimbingan konseling diharapkan tidak hanya berperan ketika masalah muncul, tetapi juga proaktif dalam mengedukasi siswa tentang perundungan, pelecehan, dan dampaknya terhadap kesehatan mental.

Di lingkungan kerja, Sabrina menyarankan agar perusahaan-perusahaan lebih peduli terhadap kesejahteraan mental karyawan, dengan memberikan edukasi rutin tentang pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance). Menurut Sabrina, perhatian terhadap kesehatan mental tidak hanya penting untuk kesejahteraan individu, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan harmonis.

Sabrina Lasama: Menulis untuk Menginspirasi

Melalui cerpen "Narapidana" dan karyanya yang lain, Sabrina Lasama tidak hanya berusaha menghibur pembaca dengan cerita-cerita yang menarik, tetapi juga berusaha menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan. Karyanya adalah cerminan dari keyakinannya bahwa sastra bisa menjadi alat yang kuat untuk edukasi dan perubahan sosial.

Sabrina percaya bahwa sebagai penulis, ia memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan isu-isu yang penting dan relevan. Dengan karya-karyanya yang terus berkembang, Sabrina Lasama semakin meneguhkan posisinya sebagai salah satu penulis yang perlu diperhitungkan di dunia sastra Indonesia.

Baca Narapidana pada Kutikula, kamu bisa klik di sini untuk mendapatkan juga antologi kesehatan mental lainnya milik Sekacil. Ikuti Instagram Sekacil dan info terupdate melalui Website Sekacil.