Sayembara Cerpen Kesehatan Mental Sekacil 2025: TETIRAH

Ada kalanya yang kita butuhkan bukan kemenangan baru, melainkan jeda—sebuah ruang hening untuk bernapas, menenangkan diri, dan merawat luka yang tak kasatmata.

Dalam bahasa Jawa, ada kata yang lembut namun dalam maknanya: tetirah. Ia berarti menepi untuk memulihkan diri, beristirahat dari hiruk-pikuk, atau kembali pada keseimbangan batin yang pernah hilang.

Tahun ini, Sekacil mengajak kamu untuk menulis di tengah ketenangan itu. Untuk merenung, menyembuhkan, dan berbagi kisah dalam Sayembara Cerpen Kesehatan Mental 2025 bertema: Tetirah

Tentang Sayembara

Sejak awal berdirinya, Sekacil telah menjadi rumah bagi cerita-cerita yang tumbuh dari kesadaran dan empati.

Lewat antologi Senandika, Kutikula, Nuraga, Suwung, dan Rubanah kami belajar bahwa setiap luka memiliki bahasanya sendiri, dan menulis adalah salah satu cara paling lembut untuk bertahan.

Kini, di tahun 2025, kami kembali membuka ruang bagi para penulis, pembaca, dan siapa pun yang ingin bercerita tentang proses healing dan keberanian untuk berhenti sejenak. Melalui tema Tetirah, kami ingin menjelajahi berbagai bentuk jeda—entah itu perjalanan pulang, pertemuan dengan diri sendiri, atau diam yang menyembuhkan.

Makna Tema “Tetirah”

Menepi bukan berarti menyerah. Tetirah merupakan upaya sadar untuk merawat diri: dari lelah, dari ambisi, dari hal-hal yang membuat hati terasa berat.

Tema ini bisa kamu tafsirkan secara luas:

• tentang seseorang yang memutuskan untuk rehat dari kota,

• tentang seorang anak yang kembali ke rumah masa kecilnya,

• tentang tokoh yang berdamai dengan masa lalunya,

• atau bahkan tentang cara baru menemukan ketenangan di tengah dunia yang terus bergerak.

Tidak ada bentuk yang baku. Yang kami harapkan hanyalah kejujuran dan keberanianmu dalam menulis.

Panduan dan Ketentuan

1. Peserta: Terbuka untuk umum, tanpa batas usia.
2. Tema: Tetirah – dapat dimaknai bebas sepanjang masih dalam semangat kesehatan mental.
3. Bentuk karya: Cerpen fiksi (boleh terinspirasi dari pengalaman pribadi).
4. Panjang naskah: 800–2000 kata.
5. Format penulisan:

• Jenis dan ukuran font bebas, asalkan mudah dibaca juri.

• POV dan gaya bercerita bebas (orang pertama, ketiga, realis, surealis, dll).

6. Pengiriman naskah: melalui formulir di https://sekacil.com.
7. Batas waktu pengiriman: 10 November 2025.
8. Karya terpilih: akan diterbitkan dalam antologi Tetirah bersama karya-karya penulis lain.

Mengapa Kamu Perlu Ikut?

Sekacil percaya bahwa setiap orang punya cerita yang layak didengar. Menulis bukan hanya tentang menghasilkan karya, tetapi juga tentang mendengarkan diri sendiri. Lewat sayembara ini, kamu akan:

• Berkontribusi dalam kampanye literasi dan kesehatan mental.

• Memiliki kesempatan untuk diterbitkan dalam antologi.

• Bergabung dengan komunitas penulis yang suportif dan penuh empati.

Menulis juga merupakan salah satu bentuk tetirah: jeda yang membuat kita utuh kembali.

FAQ: Pertanyaan yang Sering Masuk

Q: Jenis font dan ukuran bebas, kak?
A: Iya, bebas. Yang penting nyaman dibaca oleh juri.

Q: POV boleh bebas juga?
A: Tentu boleh! Kamu bisa menulis dari sudut pandang mana pun—yang paling pas untuk ceritamu.

Q: Boleh pakai kisah hidup pribadi?
A: Bisa banget, asal dikemas secara fiksi agar tetap punya jarak naratif.

Q: Gratis kan, nggak wajib beli buku?
A: Benar, sayembara ini gratis dan tidak ada kewajiban membeli buku.

Q: Harus tentang liburan atau perjalanan?
A: Tidak harus. Tetirah bisa berarti perjalanan batin, pemulihan, atau sekadar jeda dari sesuatu yang melelahkan.

Saatnya Menepi, Menulis, dan Pulang

Kami percaya setiap penulis punya tempat untuk pulang. Sekacil hanya ingin menjadi salah satu di antaranya—tempat di mana kata-kata bisa beristirahat sejenak sebelum terbang lagi.

Jadi, kalau kamu merasa sedang butuh tetirah, mungkin inilah saatnya.
Tulis kisahmu, kirimkan, dan biarkan ia menjadi bagian dari perjalanan penyembuhan bersama.

✨ Kirim cerpenmu ke sekacil.com
📅 Batas akhir: 10 November 2025
📖 Tema: Tetirah